Dibanding Pria Wanita Mudah Terkena Serangan Jantung

Mitos salah, jika penderita serangan jantung selalu identik diderita pria. Padahal, perempuan memiliki potensi lebih besar terkena serangan jantung ketimbang pria.

Kenyataan ini diungkapkan oleh dr.Joko Maryono SpJ, dari RS Medistra Jakarta, disela Seminar Tentang Jantung yang digagas Astra Zaneca di Jakarta, pekan lalu.

Berdasarkan perkembangan terkini perbandingan kasus serangan jantung antara pria dan wanita mencapai 1 : 1,5. Selang waktu tak lama, perbandingan akan meningkat menjadi 1:2.

"Ini bisa terjadi karena kesehatan perempuan tidak diperhatikan. Setidaknya ada beberapa faktor penyebab mengapa jumlah kasus serangan jantung pada perempuan meningkat drastis," jelas Joko.

Pertama, tingkat frekuensi pemeriksaan medis pada perempuan cenderung minim ketimbang pria. Kondisi ini begitu ironis sekalipun tingkat harapan hidup perempuan begitu tinggi.

Faktor kedua adalah masalah aktivitas. Perempuan tidak memiliki aktivitas yang padat layaknya pria. Sebab itu, rasa nyeri di dada kerap diabaikan.

"Perempuan itukan minim aktivitas. Kasus yang sering terjadi adalah mereka tidak pernah mengeluh sekalipun sakit. Mereka menganggap hal itu biasa, mereka tidak melakukan hal yang berat menurut mereka rasa sakit bukanlah hal yang serius," jelas Joko lebih lanjut.

Faktor lainnya yang turut berperan adalah asupan gula dan lemak tinggi. Faktor asupan memang tidak begitu dominan, lantaran perempuan begitu menjaga pola makan mereka. Justru, pada faktor ini, pria jauh lebih parah.

Selain ketiga faktor tadi, faktor kurangnya kesadaran perempuan terhadap gejala penyakit kardiovaskular menjadi masalah utama. Perempuan tidak mendapatkan pertolongan yang tepat waktu lantaran pihak pasien dan dokternya terlambat mengambil kesimpulan terhadap gejala penyakit jantung.

Data Badan Epidemiologi Nasional di AS, seperti yang dikutip dari Yayasan Jantung Indonesia, mencatat, proporsi wanita yang mengalami kematian diluar rumah sakit lebih tinggi daripada pria. Hampir 52% perempuan mengalami serangan jantung diluar rumah sakit, dibandingkan hanya 42% pada pria. Hal ini terjadi karena gejala penyakit jantung pada perempuan sulit dikenali.

Sementara dalam seminar yang sama, Ahli Penyakit dalam, Fakultas Kedokteran UI dan Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta, dr.Yoga Yuniadi Spj, dalam makalahnya menyebutkan, penelitian-penelitian sebelumnya menunjukan, perempuan cenderung sering mengeluh nyeri pada rahang atau leher dan nyeri bahu, mual, muntah, lemas atau kembung sebagai gejala penyakit jantung dibandingkan pria.

"90% perempuan yang disurvei pada tahun 1997 tidak menyadari akan gejala yang tidak khas itu. Dilain pihak, pria lebih sering mengalami gejala nyeri dada tipikal yang menjalar sehingga mereka dan tenaga medis segera mengenali sebagai serangan jantung," jelas Yoga

Sebab itu, Yogi menyarankan agar informasi terkait penyakit kardiovaskular harus dikomunikasikan secara intensif. Tidak hanya pada pasien saja tapi juga para dokter. Dengan cara itu, jumlah kasus perempuan yang terkena serangan jantung bisa diminimalisir.(inlhcom)

Written by